Jumat, 22 Maret 2013

Pengalaman pertama jadi fasilitator (Day 2, 0508’08)

Original published date: Aug 12, '08 - 2:46 PM at hikariogawa.multiply.com
Hari ke-dua gue dibangunkan oleh suara peluit jam 4 pagi. Sebenernya peluit itu buat ngebangunin maba, tapi gue jadi ikut kebangun. Nasib sekamar sama maba nih, berasa gue yang di-ospek. Huhu… Tidur gue yang cuma sebentar itu rasanya ga nyenyak banget, sebentar-sebentar bangun. Mana gue mimpi buruk lagi. Gue mimpi Surya dan Danu masuk ke ‘kamar’ gue, hahahaha… Alhasil, tidur gue jadi ga tenang. Mungkin karena ‘kamar’ gue ga dikunci kali ya, gue jadi parno ada cowo yang masuk, hehe.. Oiya, pas bangun tidur gue kedinginan banget, padahal sebelum tidur kegerahan. Tau gitu gue tidur pake jaket deh. Rasanya malees banget untuk bangun dan siap-siap, pengennya tidur lagi sampe siang, hahahaha…

Kira-kira jam 6-an, abis sarapan kita berangkat ke Lawang Gintung, tempat kita akan ‘bermain-main’ sampe jam 5 sore. Selama perjalanan, konvoi kendaraan maba, fasilitator, dan panitia dikawal gitu. Tiap ketemu macet sirene langsung dibunyiin biar kendaraan-kendaraan lain pada minggir, hahaha… Berasa jadi orang penting. *ditimpuk* Sampe di Lawang Gintung, maba dibarisin, fasilitator foto-foto di belakang barisan maba, hahaha… Sesi SC dimulai jam 9, jadi masih ada waktu untuk siap-siap. Kita dijelasin tentang games Grass in the Wind, pemanasan sebelum maba melakukan Trust Fall

Jam 9, maba dibagi sesuai kelompoknya dan diambil alih sama fasilitatornya masing-masing. Pertama tiap kelompok akan bermain suatu permainan yang namanya Take and Give Ball. Permainan ini tugasnya adalah: setiap anggota dalam kelompok mendistribusikan bola ke temannya secepat mungkin, waktunya akan dicatat. Tiap orang hanya boleh memberi dan menerima bola satu kali dan tidak boleh memberi bola ke orang yang tepat di sebelahnya. Bolanya juga ga boleh jatuh, kalau jatuh atau ngasih bola ke orang di sebelah, permainan diulang dari awal dan waktu tetap berjalan. Mereka punya kesempatan 10 kali, 5 kesempatan wajib dan 5 kesempatan pilihan. Awalnya gue mencontohkan ke kelompok gue gimana maennya, setelah mereka ngerti tugas, peraturannya, dan gimana maennya, baru mereka yang coba sendiri. Percobaan pertama kelompok gue, waktunya 42 detik koma sekian. Tapi di percobaan-percobaan selanjutnya waktu mereka makin meningkat jadi 1 digit di depan koma, walau masih kalah waktu dibandingin sama kelompok lain (kelompok lain ada yang mencapai waktu nol koma sekian detik! Wow!). Haah… jadi pengen mainin permainan ini sama Kamipun, hahaha... Setelah main, kita diskusi tentang permainan tadi. Apa yang mereka pelajari dari permainan tadi, kenapa di percobaan pertama hasil mereka sekian, kenapa semakin lama waktunya semakin meningkat, kira-kira apa relevansi permainan tadi dengan kehidupan kuliah dan kehidupan sehari-hari, dan lain-lain. Seru!

Abis itu, 32 kelompok yang ada akan dibagi 3 dan berotasi melakukan Halang Rintang, Trust, dan Problem Solving. Kelompok gue kebagian Trust duluan. Trust dibagi lagi jadi Grass in the Wind dan Trust Fall. Grass in the Wind caranya anggota kelompok berdiri rapat membentuk lingkaran dan ada 1 orang yang berdiri di tengah lingkaran. Posisi orang-orang yang membentuk lingkaran, kakinya kuda-kuda, dengan kaki terkuat di depan. Tangannya di depan badan dengan posisi menahan/mendorong. Orang yang di tengah lingkaran kakinya rapat, tangannya dilipat/disilang di dada dan memegang bahu. Setiap orang harus dapet giliran jadi orang yang di tengah. Cara mainnya, orang yang ditengah harus menjatuhkan dirinya ke depan/samping/belakang dan orang di sekelilingnya menangkap dan mendorong ke tengah. Waktu jatuh, kaki seperti menjadi sumbu, jadi ga boleh bergerak-gerak. Kayak rumput yang ditiup angin lah, hehe… Anak-anak kelompok gue ada yang gampang banget menjatuhkan dirinya dan menikmati ‘dioper-oper’ sama temen-temennya, ada juga yang takut-takut. Abis itu kita ngobrol-ngobrol lagi tentang permainan tadi, apa yang mereka rasakan waktu main, kenapa si A menikmati banget, kenapa si B susah banget menjatuhkan diri dengan santai, dll. 

Abis pemanasan itu, baru deh kelompok gue main Trust Fall. Jujur aja, gue paling khawatir sama permainan ini karena tingkat resikonya tinggi, taruhannya kepala! Gue takut anak kelompok gue ada yang kenapa-kenapa, duh jangan sampe deh! Makanya gue wanti-wanti banget supaya mereka dengerin instruksinya baik-baik, suasana langsung berubah jadi serius. Warning: Don’t try this game at home! Di permainan ini, tiap anak akan menjatuhkan diri ke belakang dari tempat yang lumayan tinggi (kira-kira tingginya seleher gue) dan teman-teman sekelompoknya akan menangkapnya. Posisi orang-orang yang di bawah, mereka dijadiin 2 baris rapat memanjang dan berhadap-hadapan, posisi kaki kuda-kuda dengan kaki terkuat di depan, tangan diulurkan ke depan dengan telapan tangan menghadap ke atas dan bersilang-silangan dengan tangan orang di depannya. Posisi orang yang di atas, kaki rapat, tangan disilangkan dan diikat di depan dada. Gue ga jelasin secara detail di sini, tapi mudah-mudahan bisa kebayang permainan ini kayak gimana. Yang penting, setelah orang-orang yang dibawah siap, orang yang diatas menjatuhkan dirinya dengan lurus, jatuh lurus seperti balok jatuh. Dengan begitu beban yang diterima tiap orang di bawah akan rata. Kalo jatohnya bengkok, bisa bahaya karena beban akan terpusat pada satu titik dan orang yang di bawah bisa ga kuat nahannya.

Gue seharusnya jadi orang yang berdiri di atas yang tugasnya melepas anak yang akan jatuh. Tapi gue ga berani. Kalo orang yang gue lepas untuk jatuh ternyata jatuhnya bengkok dan ga bisa ditangkep sama temennya, gue akan sangat merasa bersalah banget. Ga bisa gue. Akhirnya gue di bawah aja memastikan barisan anak-anak yang di bawah rapi dan siap menangkap.  

Alhamdulillah, semua anak di kelompok gue berani nyoba jatoh dan semuanya bisa ditangkap dengan baik, ga ada yang jatuh ke tanah. Alhamdulillah banget. Walaupun ada beberapa orang yang jatohnya bengkok, tapi untung masih bisa ditahan sama yang di bawah. Tapi ada kecelakaan kecil, kepala orang terakhir yang jatoh membentur kepala satu orang yang di bawah lumayan kenceng, yang kebentur sampe nangis. Tapi untung gapapa. Gila, gue salut banget sama anak-anak kelompok gue saat itu. Mereka semua berani mencoba jatuh, ga ada yang harus dibujuk-bujuk dulu. Gue aja pas briefing ga mau nyoba.

Abis itu, kita diskusi lagi tentang Trust Fall. Apa yang mereka rasakan saat di atas, apa yang mereka rasakan saat di bawah, kenapa si A jatohnya bengkok, kenapa si B jatohnya bisa lurus, apa yang mereka dapet dari permainan tadi, kira-kira apa relevansinya dengan kehidupan kuliah dan kehidupan sehari-hari, dll. Gue sendiri mendapat banyak pelajaran dari permainan ini, yaitu gue jadi lebih menghargai nilai percaya dan kepercayaan. Kita ga bisa mengharapkan orang lain percaya sama kita kecuali kita menjadi orang yang bisa dipercaya. 

Selesai Trust Fall, kita istirahat makan siang dan sholat. Abis itu, kelompok gue main halang rintang. Mereka diminta menyelesaikan 8 dari 13 halang rintang yang ada selama 1 jam. Di sini walaupun mereka berada dalam kelompok, tapi dalam menyelesaikan suatu halang rintang ga boleh dibantuin sama temannya secara fisik. Cuma boleh disemangatin atau dikasih petunjuk-petunjuk sama teman-temannya. Selama main Trust Fall dan halang rintang ini, suasananya seakan-akan kita lagi di medan perang, berkat backsound suara-suara tembakan dari paspampres yang lagi latian menembak, hahaha…

Setelah halang rintang, kelompok gue main Problem Solving, terdiri dari 3 permainan: Pole and Tire, Pipe String and Knife, dan Spider Web. Di sini kerjasama kelompok sangat dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan setiap permainan. Setelah semua permainan selesai, kita ngobrol-ngobrol lagi tentang semua permainan yang udah dimainin. Kira-kira jam 5 sore ada pengumuman waktu sudah abis. Haah, akhirnya hari ini selesaai… Waktu ngumpul lagi sama temen-temen, katanya muka gue merah. Ternyata oh ternyata, muka gue kebakar matahari dan jadi belang, huhuhu… 

Abis evaluasi sebentar, para fasilitator SC pulang ke Pusdikzi, sedangkan maba masih ada kegiatan sampe malem. Sampe Pusdikzi mandi dan istirahat sebentar, terus kita semua ditraktir makan Bakmi Bangka di deket Pusdikzi, senangnya ditraktir, hehehe… Abis makan kita balik ke kamar. Malem ke dua gue pengen nyoba tidur di atas, ternyata lebih enak daripada tidur bawah. Tau gitu dari awal gue tidur di atas aja deh. Besok hari terakhir, ga sabar pengen cepet selesai.

-bersambung ke day 3-

Tidak ada komentar: