Original published date: Aug 12, '08 - 2:46 PM at hikariogawa.multiply.com
Hari
ke-dua gue dibangunkan oleh suara peluit jam 4 pagi. Sebenernya peluit
itu buat ngebangunin maba, tapi gue jadi ikut kebangun. Nasib sekamar
sama maba nih, berasa gue yang di-ospek. Huhu… Tidur gue yang cuma
sebentar itu rasanya ga nyenyak banget, sebentar-sebentar bangun. Mana
gue mimpi buruk lagi. Gue mimpi Surya dan Danu masuk ke ‘kamar’ gue,
hahahaha… Alhasil, tidur gue jadi ga tenang. Mungkin karena ‘kamar’ gue
ga dikunci kali ya, gue jadi parno ada cowo yang masuk, hehe.. Oiya,
pas bangun tidur gue kedinginan banget, padahal sebelum tidur
kegerahan. Tau gitu gue tidur pake jaket deh. Rasanya malees banget
untuk bangun dan siap-siap, pengennya tidur lagi sampe siang, hahahaha…
Kira-kira
jam 6-an, abis sarapan kita berangkat ke Lawang Gintung, tempat kita
akan ‘bermain-main’ sampe jam 5 sore. Selama perjalanan, konvoi
kendaraan maba, fasilitator, dan panitia dikawal gitu. Tiap ketemu macet
sirene langsung dibunyiin biar kendaraan-kendaraan lain pada minggir,
hahaha… Berasa jadi orang penting. *ditimpuk* Sampe di Lawang Gintung,
maba dibarisin, fasilitator foto-foto di belakang barisan maba, hahaha…
Sesi SC dimulai jam 9, jadi masih ada waktu untuk siap-siap. Kita
dijelasin tentang games Grass in the Wind, pemanasan sebelum maba melakukan Trust Fall.
Jam
9, maba dibagi sesuai kelompoknya dan diambil alih sama fasilitatornya
masing-masing. Pertama tiap kelompok akan bermain suatu permainan yang
namanya Take and Give Ball. Permainan ini tugasnya adalah:
setiap anggota dalam kelompok mendistribusikan bola ke temannya secepat
mungkin, waktunya akan dicatat. Tiap orang hanya boleh memberi dan
menerima bola satu kali dan tidak boleh memberi bola ke orang yang
tepat di sebelahnya. Bolanya juga ga boleh jatuh, kalau jatuh atau
ngasih bola ke orang di sebelah, permainan diulang dari awal dan waktu
tetap berjalan. Mereka punya kesempatan 10 kali, 5 kesempatan wajib dan 5
kesempatan pilihan. Awalnya gue mencontohkan ke kelompok gue gimana
maennya, setelah mereka ngerti tugas, peraturannya, dan gimana maennya,
baru mereka yang coba sendiri. Percobaan pertama kelompok gue, waktunya
42 detik koma sekian. Tapi di percobaan-percobaan selanjutnya waktu
mereka makin meningkat jadi 1 digit di depan koma, walau masih kalah
waktu dibandingin sama kelompok lain (kelompok lain ada yang mencapai
waktu nol koma sekian detik! Wow!). Haah… jadi pengen mainin permainan
ini sama Kamipun, hahaha... Setelah main, kita diskusi tentang permainan
tadi. Apa yang mereka pelajari dari permainan tadi, kenapa di
percobaan pertama hasil mereka sekian, kenapa semakin lama waktunya
semakin meningkat, kira-kira apa relevansi permainan tadi dengan
kehidupan kuliah dan kehidupan sehari-hari, dan lain-lain. Seru!
Abis
itu, 32 kelompok yang ada akan dibagi 3 dan berotasi melakukan Halang
Rintang, Trust, dan Problem Solving. Kelompok gue kebagian Trust
duluan. Trust dibagi lagi jadi Grass in the Wind dan Trust Fall.
Grass in the Wind caranya anggota kelompok berdiri rapat membentuk
lingkaran dan ada 1 orang yang berdiri di tengah lingkaran. Posisi
orang-orang yang membentuk lingkaran, kakinya kuda-kuda, dengan kaki
terkuat di depan. Tangannya di depan badan dengan posisi
menahan/mendorong. Orang yang di tengah lingkaran kakinya rapat,
tangannya dilipat/disilang di dada dan memegang bahu. Setiap orang harus
dapet giliran jadi orang yang di tengah. Cara mainnya, orang yang
ditengah harus menjatuhkan dirinya ke depan/samping/belakang dan orang
di sekelilingnya menangkap dan mendorong ke tengah. Waktu jatuh, kaki
seperti menjadi sumbu, jadi ga boleh bergerak-gerak. Kayak rumput yang
ditiup angin lah, hehe… Anak-anak kelompok gue ada yang gampang banget
menjatuhkan dirinya dan menikmati ‘dioper-oper’ sama temen-temennya, ada
juga yang takut-takut. Abis itu kita ngobrol-ngobrol lagi tentang
permainan tadi, apa yang mereka rasakan waktu main, kenapa si A
menikmati banget, kenapa si B susah banget menjatuhkan diri dengan
santai, dll.
Abis pemanasan itu, baru deh kelompok gue main Trust Fall.
Jujur aja, gue paling khawatir sama permainan ini karena tingkat
resikonya tinggi, taruhannya kepala! Gue takut anak kelompok gue ada
yang kenapa-kenapa, duh jangan sampe deh! Makanya gue wanti-wanti banget
supaya mereka dengerin instruksinya baik-baik, suasana langsung
berubah jadi serius. Warning: Don’t try this game at home! Di
permainan ini, tiap anak akan menjatuhkan diri ke belakang dari tempat
yang lumayan tinggi (kira-kira tingginya seleher gue) dan teman-teman
sekelompoknya akan menangkapnya. Posisi orang-orang yang di bawah,
mereka dijadiin 2 baris rapat memanjang dan berhadap-hadapan, posisi
kaki kuda-kuda dengan kaki terkuat di depan, tangan diulurkan ke depan
dengan telapan tangan menghadap ke atas dan bersilang-silangan dengan
tangan orang di depannya. Posisi orang yang di atas, kaki rapat, tangan
disilangkan dan diikat di depan dada. Gue ga jelasin secara detail di
sini, tapi mudah-mudahan bisa kebayang permainan ini kayak gimana. Yang
penting, setelah orang-orang yang dibawah siap, orang yang diatas
menjatuhkan dirinya dengan lurus, jatuh lurus seperti balok jatuh.
Dengan begitu beban yang diterima tiap orang di bawah akan rata. Kalo
jatohnya bengkok, bisa bahaya karena beban akan terpusat pada satu
titik dan orang yang di bawah bisa ga kuat nahannya.
Gue
seharusnya jadi orang yang berdiri di atas yang tugasnya melepas anak
yang akan jatuh. Tapi gue ga berani. Kalo orang yang gue lepas untuk
jatuh ternyata jatuhnya bengkok dan ga bisa ditangkep sama temennya, gue
akan sangat merasa bersalah banget. Ga bisa gue. Akhirnya gue di bawah
aja memastikan barisan anak-anak yang di bawah rapi dan siap
menangkap.
Alhamdulillah,
semua anak di kelompok gue berani nyoba jatoh dan semuanya bisa
ditangkap dengan baik, ga ada yang jatuh ke tanah. Alhamdulillah banget.
Walaupun ada beberapa orang yang jatohnya bengkok, tapi untung masih
bisa ditahan sama yang di bawah. Tapi ada kecelakaan kecil, kepala orang
terakhir yang jatoh membentur kepala satu orang yang di bawah lumayan
kenceng, yang kebentur sampe nangis. Tapi untung gapapa. Gila, gue
salut banget sama anak-anak kelompok gue saat itu. Mereka semua berani
mencoba jatuh, ga ada yang harus dibujuk-bujuk dulu. Gue aja pas
briefing ga mau nyoba.
Abis itu, kita diskusi lagi tentang Trust Fall.
Apa yang mereka rasakan saat di atas, apa yang mereka rasakan saat di
bawah, kenapa si A jatohnya bengkok, kenapa si B jatohnya bisa lurus,
apa yang mereka dapet dari permainan tadi, kira-kira apa relevansinya
dengan kehidupan kuliah dan kehidupan sehari-hari, dll. Gue sendiri
mendapat banyak pelajaran dari permainan ini, yaitu gue jadi lebih
menghargai nilai percaya dan kepercayaan. Kita ga bisa mengharapkan
orang lain percaya sama kita kecuali kita menjadi orang yang bisa
dipercaya.
Selesai Trust Fall,
kita istirahat makan siang dan sholat. Abis itu, kelompok gue main
halang rintang. Mereka diminta menyelesaikan 8 dari 13 halang rintang
yang ada selama 1 jam. Di sini walaupun mereka berada dalam kelompok,
tapi dalam menyelesaikan suatu halang rintang ga boleh dibantuin sama
temannya secara fisik. Cuma boleh disemangatin atau dikasih
petunjuk-petunjuk sama teman-temannya. Selama main Trust Fall dan halang
rintang ini, suasananya seakan-akan kita lagi di medan perang, berkat
backsound suara-suara tembakan dari paspampres yang lagi latian
menembak, hahaha…
Setelah halang rintang, kelompok gue main Problem Solving, terdiri dari 3 permainan: Pole and Tire, Pipe String and Knife, dan Spider Web.
Di sini kerjasama kelompok sangat dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan
setiap permainan. Setelah semua permainan selesai, kita ngobrol-ngobrol
lagi tentang semua permainan yang udah dimainin. Kira-kira jam 5 sore
ada pengumuman waktu sudah abis. Haah, akhirnya hari ini selesaai…
Waktu ngumpul lagi sama temen-temen, katanya muka gue merah. Ternyata
oh ternyata, muka gue kebakar matahari dan jadi belang, huhuhu…
Abis
evaluasi sebentar, para fasilitator SC pulang ke Pusdikzi, sedangkan
maba masih ada kegiatan sampe malem. Sampe Pusdikzi mandi dan istirahat
sebentar, terus kita semua ditraktir makan Bakmi Bangka di deket
Pusdikzi, senangnya ditraktir, hehehe… Abis makan kita balik ke kamar.
Malem ke dua gue pengen nyoba tidur di atas, ternyata lebih enak
daripada tidur bawah. Tau gitu dari awal gue tidur di atas aja deh.
Besok hari terakhir, ga sabar pengen cepet selesai.
-bersambung ke day 3-